Ditunjuk Presiden baru di Irak yaitu Abdul Latif Rashid – Setiap negara harus memiliki seseorang pemimpin yang lugas sesuai dengan sifat baiknya tersebut. Hal ini didasari secara langsung oleh Negara Irak dimana 13 Oktober 2022 memilih seorang presiden terbaru. Pemilihan tersebut tentunya sudah disetujui oleh warga yang tinggal di negara tersebut sesuai dengan pemilihan tentu nya.
Abdul Latif Rashid
Abdul Latif Rashid merupakan salah seorang presiden yang kemarin dipilih langsung oleh rakyatnya. Hal ini tertuang saat tanggal 13 Oktober 2022 dengan menggantikan langsung oleh Barham Saleh. Pemilihan Abdul Latif Rashid sendiri menjadi salah satu hal untuk memajukan negara Irak sesuai dengan kebutuhan dari rakyat sendiri.
Abdul Latif sendiri sebagai pemimpin baru di Negara Irak memiliki berbagai kewajiban yang harus dilalui. Melihat hubungan serta memperbaiki pada pemerintah dengan kelompok minoritas pada Kurdi Irak. Hal ini menjadi salah satu tantangan Abdul Latif sendiri untuk menjadi pemimpin yang baik dan sesuai dengan kriteria.
Tugas pertama yang harus dilalui oleh Abdul Latif yang membangun Pemerintahan dengan menunjuk pada Perdana Menteri dalam menggantikan peran Mustafa Al-Kadhemi. Hal ini untuk memperbaiki kekosongan di Irak selama setahun sebelum pemilihan umum pada Oktober 2021. Tentu hal ini harus dilalui oleh Abdul Latif.
Abdul Latif sendiri mempunyai segudang pengalaman khusus pada navigasi politik di Baghdad. Sebagai salah satu penasihat Presiden Irak 2010 dan pernah menjadi pejabat menteri selama 7 tahun. Kekuatan ini menjadi salah satu hal yang dimiliki Negara Irak untuk selalu berkembang sesuai dengan permasalahan internal didalamnya.
Kemunculan Abdul Latif sendiri dilahirkan di Sulaimaniyah. Kota besar dengan wilayah Kuridistan utara Irak Utara dengan mahir pada bahasa Kurdi, Arab maupun Inggris. Ketertarikan Abdul Latif pada melukis dibuktikan dengan membuka galera di Sulaimaniyah pada tahun 2014 untuk melihatkan karya seniman lokal.
Abdul Latif sendiri lahir tahun 1944 dengan mahir bahasa Inggris. Selama karirnya, beliau memperoleh gelar doktor pada bidang teknik hidrolik tahun 1976 dan terus berlanjut pada bidang politik yang beliau lakoni saat ini. Hingga sekarang, Abdul Latif memiliki 3 orang anak yang sangat dibanggakan nya.
Pemilihan Abdul Latif Rasyid
Abdul Latif Rasyid sendiri menjadi seorang presiden pada tanggal 13 Oktober 2022 dan mengakhiri pada peminilah nasional Oktober lalu. Abdul Lathif sendiri menunjuk pada Mohammed Shia Al-Sudani sebagai perdana menteri. Jabatan presiden tersebut menjadi salah satu sifat seremonial yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Pemilihan presiden tersebut menjadi langkah utama dalam pembentukan pemerintahan yang baru sejak adanya para politisi. Penunjukan Abdul Latif sendiri harus diimbangi dengan calon presiden yang dulunya menjabat yaitu Presiden Barham Salih. Hal ini dimenangkan langsung oleh Abdul Latif sehingga menjadi presiden terbaru.
Sejak Saddam Hussein turun tahun 2003, secara tidak langsung pengaturan informal memberikan pernyataan bahwa seorang Muslim Syiah harus menjadi perdana menteri. Seorang Sunni menjabat sebagai ketua parlemen serta seorang Kurdi memegang pada kepresidenan. Hal ini menjadikan Abdul Latif hingga saat ini terus naik.
Jabatan pada Presiden Irak sendiri sebagian besar memiliki simbolis tersendiri. Simbolis tersebut telah dipegang tahun 2018 lalu oleh Saleh berasal dari Persatuan Patriotik Kuridstan (PUK). Abdul Latif sendiri berasal dari PUK memberanikan untuk calon presiden secara independen dengan dekat pada pendiri partai Jalal Talabani.
Blok Muslim Syiah pro-Iran mendorong langsung pada Kerangka Koordinasi dengan membentuk Pemerintahan. Abdul Latif sendiri muncul dengan babak akhir saat pemilihan presiden. Faksi Syiah dalam pemilihan Abdul Latif bersaing secara sehat pada pengaruh Baghdad. Hal ini menjadi salah satu ancaman bagi Abdul Latif.
Menurut berbagai pejabat yang dekat langsung pada Abdul Latif mengatakan bahwa di Irak memiliki multi-agama dan multi-etnis. Hal ini yang mendasari bahwa sosok seorang presiden memiliki reputasi yang baik antara Syiah dan Sunni. Tentu menjadi salah satu hal yang harus diterapkan pada Abdul Latif sendiri.
Secara tidak langsung, Abdul Latif sangat dihormati oleh faksi ulama Syiah. Hal ini terlihat pengaruh langsung oleh Moqtada Sadr. Ditambah terlihat bahwa dekat langsung dengan mantan perdana menteri Nuri Al-Maliki yang merupakan tokoh terkemuka dalam Kerangka Koordinasi dengan kuasa di Parlemen.
Identitas pada Abdul Latif Rasyid
Abdul Latif sendiri pernah memegang jabatan untuk jabatan menteri sumber daya air tahun 2003. Tugas yang diemban yaitu pemerintahan pertama untuk diberlakukan invasi pemimping dalam unggul dari Saddam Husein. Pengalaman yang dimiliki tersebut mempunyai potensi berharga bagi Negara Irak sendiri.
Menurut PBB Negara Irak sendiri telah rusak karena memiliki berbagai kondisi yang terjadi. Kekeringan dan perubahan iklim yang sering tersebut membuat negara ini tergolong untuk berubah sesuai dengan keinginan. Tentu hal ini memerlukan berbagai inovasi yang maju agar membuat negara Irak sendiri berkembang sesuai rencana.
Abdul Latif yang sempat menjadi menteri terlibat pada perselisihan antara Turki. Hal ini ditandai dengan pembagian perairan antara sungai Efrat dan Tigris. Beliau juga berpartisipasi dalam perjuangan dalam memberikan penyelamatan rawa-rawa kering tepat di Irak Selatan dengan situs Warisan Dunia UNESCO.
Sekian pembahasan terkait terbentuknya presiden baru di Negara Irak. Hal ini menjadi salah satu hal bagi negara Irak untuk selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan dari negara tersebut. Dukungan oleh seluruh pihak menjadi salah satu hal yang wajib diterapkan sehingga negara Irak sendiri akan maju tanpa harus memiliki kendala.