Tiga Berita Terkini Terkait Perang Rusia dan Ukraina

Tiga Berita Terkini Terkait Perang Rusia dan Ukraina

Tiga Berita Terkini Terkait Perang Rusia dan Ukraina – Berkat hasil mediasi yang dilakukan oleh Turki dan Arab Saudi, Rusia dan Ukraina melakukan pertukaran tahanan perang sebanyak 200 orang. Hal itu diumumkan sendiri oleh Presiden Turki yakin Racep Tayyip Erdogan pada hari Rabu 21 September 2022. Menurut presiden Turki pertukaran tahanan itu merupakan langkah krusial yang harus dilakukan untuk mengakhiri perang antara dua negara tersebut. Diketahui pertukaran tahanan itu menjadi yang terbesar sepanjang sejarah semenjak perang tersebut dimulai. Perang antara itu telah melibatkan 300 orang termasuk diantaranya 10 warga asing dan komandan yang memiliki tugas untuk memimpin pertahanan Ukraina di Mariupol pada awal tahun 2022 ini. Sedangkan orang asing yang dibebaskan yakin dua warga Inggris dan satu warga Maroko. Seorang warga Maroko itu sebelumnya sudah dijatuhi hukuman mati pada bulan Juni yang lalu. Selain itu ada juga dua orang yang berasal dari Amerika Serikat, tiga warga Inggris, seorang Swedia dan satu penduduk koroisia.

Volodymyr Zelenskyy yang merupakan presiden Ukraina menyebutkan jika pertukaran itu terjadi dikarenakan bantuan dari Turki dan Arab Saudi. Peristiwa itu diketahui telah dipersiapkan sejak lama serta melibatkan beberapa tawanan yang intens. Di dalam kesepakatan menyatakan setidaknya ada 215 warga Ukraina yang ditangkap setelah jatuh peristiwa jatuhnya Mariupol.

Sementara negara Arab Saudi menengahi peraturan dengan 10 orang asing akan diterbangkan ke Arab. Pertemuan itu melibatkan salah satu tokoh penting di Arab Saudi yakin Mohammed bin Salman. Mohammed bin Salman sendiri merupakan seorang putra mahkota Arab Saudi yang sudah menjaga hubungan baiknya dengan Presiden Rusia. Sebagai gantinya negara Ukraina mengirimkan kembali sebanyak 55 orang yang terdiri dari penduduk Rusia, warga Ukraina pro Rusia dan pemimpin partai Rusia Victor Medvedevchuk untuk menghadapi tuduhan makar. Presiden Ukraina mengucapkan terima kasih banyak kepada Erdogan atas bantuannya. Ia juga mengatakan jika 5 komandan senior Ukraina akan tetap berada di Turki hingga perang itu berakhir. Akibat peristiwa tersebut membuat Ibrahim kalin memujinya melalui akun Twitter miliknya. Menurutnya pertukaran tawanan itu akibat lalu lintas diplomatik yang intens dari Presiden Turki. Di mana negara Turki selalu menyukai perdamaian.

Sebelumnya Erdogan telah mengatakan kepada kedua presiden Rusia dan Ukraina jika perang itu tidak akan ada pemenangnya selama berakhir dengan kematian seseorang. Erdogan itu menegaskan bahwa Ankara sudah mengikuti berbagai macam kebijakan yang seimbang antara Keiv dan Moskow sejak perselisihan itu terjadi pada bulan Februari lalu. Ia mengaku jika dirinya lebih menyukai untuk mendengarkan kedua presiden tersebut di meja negosiasi di Turki.

Kenapa Amerika Serikat Berterima Kasih Kepada Turki?

Atas peran pentingnya dalam pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina, pada hari Rabu tanggal 21 September 2022 Amerika Serikat mengucapkan terima kasih kepada Turki. Diketahui ucapan itu muncul selang beberapa jam Setelah presiden Turki mengumumkan pertukaran tahanan dari dua negara yakin Rusia dan Ukraina.

Ucapan terima kasih dari Amerika Serikat tersebut disampaikan langsung oleh Jake Sullivian melalui di akun twitternya. Jake Sullivian sendiri merupakan seorang penasehat keamanan nasional dari Presiden AS yakin Joe Biden. Cuitan itu muncul setelah Presiden Turki mengumumkan jika Rusia dan Ukraina sudah melakukan pertukaran tahanan sebanyak 200 orang. Pertukaran tahanan itu merupakan hasil mediasi Turki.

Erdogan menyampaikan kepada para awak wartawan di New York jika pertukaran tahanan di antara dua negara tersebut berada di bawah mediasi Turki yang merupakan langkah penting untuk segera mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Selain itu Erdogan tersebut juga mengatakan jika upaya membangun perdamaian antara dua negara tersebut akan terus berkelanjutan. Bukan hanya itu saja Recep Tayyip juga mengucapkan terima kasihnya kepada Presiden Rusia Valdimir Putin dan presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy atas kontribusinya.

Benarkah Rusia Akan Memberi Perlindungan Penuh Untuk Daerah Yang Telah Berhasil Dianeksasi Dari Ukraina?

Menurut menteri luar negeri Rusia, daerah Ukraina yang menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia akan memperoleh perlindungan penuh dari Moskow. Hal itu ditakutkan bisa meningkatkan ketegangan dalam perang yang saat ini sedang terjadi antara kedua negara tersebut. Bukan hanya itu saja dikhawatirkan kemungkinan besar kedua negara tersebut akan menggunakan senjata nuklir untuk saling melawan.

Pada pidatonya yang dilakukan di majelis umum PBB dan media di New York, menteri luar negeri Rusia tersebut mencoba membenarkan invasi Rusia ke Ukraina di bulan Februari yang lalu. Dirinya mengulang klaim dari pihak Rusia yang mengatakan pemerintahan Ukraina itu tidaklah sah, menekan penggunaan bahasa Rusia dan dipenuhi Nazi. Diketahui pada hari Jumat tanggal 23 September 2022 negara rusia menggelar referendum di 4 daerah di negara Ukraina. Di mana tujuan dari Rusia mengadakan referendum tersebut yakin untuk menganeksasi secara paksa. Menurut Kiev warga tidak diizinkan untuk meninggalkan daerah tersebut selama pemungutan suara masih berlangsung yaitu 4 hari. Selain itu Kiev juga berpendapat jika warga dipaksa untuk melakukan pemilihan.

Lavrov mencela pemungutan suara itu dan menyebutnya memiliki tujuan untuk membenarkan perang yang saat ini sudah berjalan hingga 7 bulan. Ketika ia ditanya apakah Rusia akan memakai senjata nuklir untuk melindungi wilayah-wilayahnya, Lavrov menjawab jika Rusia merupakan wilayah yang akan diabaikan di konstitusi di masa depan. Sedangkan pernyataan lebih eksplisit datang dari Dmitry Medvedev yang merupakan mantan Presiden Rusia dan sekutu dekat Validimir Putin. Di mana pada hari Kamis tanggal 22 September 2022 dirinya mengatakan jika semua senjata yang dimiliki Rusia termasuk ke dalam senjata nuklir dan bisa digunakan untuk mempertahankan wilayahnya. Namun menteri luar negeri Ukraina mengatakan jika pertanyaan yang dilontarkan oleh keduanya yakin Lavrov dan Putin itu tidaklah bertanggung jawab.
Demikianlah berita terkini tentang perang Rusia dan Ukraina yang perlu Anda ketahui.